Imam Ibnu Qoyyim pernah mengatakan bahwa orangtua hendaklah sellau berdoa kepada Allah agar diberikan anugerah keturunan yang shalih dan beriman kepada Allah, generasi yang akan mewariskan perjuangan-perjuangan kaum muslimin.
Firman Allah
فَٱلْـَٰٔنَ بَٰشِرُوهُنَّ وَٱبْتَغُوا۟ مَا كَتَبَ ٱللَّهُ لَكُمْ ۚ
“Maka sekarang bergaulah dengan istri-istri kalian, dan berusahalah mencari apa yang Allah telah tuliskan kepada kalian.”
Yang dimaksud dengan مَا كَتَبَ ٱللَّهُ لَكُمْ ۚyaitu berdoa kepada Allah agar diberikan keturunan. Nabi Zakaria pun berdoa kepada Allah agar diberikan keturunan.
Fitrah manusia menginginkan keturunan dan meneruskan perjuangannya.
Kita berdoa : رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَٰجِنَا وَذُرِّيَّٰتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَٱجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
Pada dasarnya anak adalah qurrota a’yun dan hibah kepada manusia. Ada tiga tipe manusia ketika mendapatkan keturunan :
- Allah anugerahkan keturunan tetapi ia melalaikan, dan ia jadikan keturunan itu wasilah untuk bermaksiat kepada Allah
- Orang tua yang dianugerahkan keturunan, tetapi ia mendidik anak tersebut bukan untuk beribadah kepada Allah
- Orangtua yang dianugerahkan keturunan dan ia jadikan anak tersebut wasilah untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Orang tua harus memperhatikan Pendidikan dan pergaulan anak, memilihkan sekolah yang tidak adanya campur baur anatara laki-laki dan perempuan. Orangtua merupakan qudwah/contoh bagi anak, bukan hanya yang peduli saja pada SPP, tetapi tidak memperdulikan Pendidikan anak. Anak merupakan aset yang terbaik, sebagaimana do’a Nabi Ibrahim untuk anak keturunannya.
Ada orangtua yang Allah hibahkan anak laki-laki, anak perempuan dan ada juga yang selalu berdoa agar memperoleh keturunan (karena ia mandul). Anak adalah titipan Allah, ada yang dihibahkan anak perempuan saja, dan ada juga yang dihibahkan anak laki-laki saja, seperti Nabi Luth (yang dihibahkan anak perempuan perempuan saja) dan Nabi Ibrahim (yang dihibahkan anak laki-laki saja) dan Nabi Yahya tidak dianugerhakan keturuann oleh Allah.
Dalam hadits menyebutkan : “Sesungguhnya rusaknya mayoritas anak itu disebabkan oleh orangtuanya,” tetapi ada anak yang rusak padahal oranguanya shalih seperti anaknya Nabi Nuh dan ada orangtua yang tidak beriman tetapi anaknya beriman dan shalih yaitu Nabi Ibrahim.
Allah mengatakan bahwa seorang ayah sangat berperan dalam Pendidikan anak,
Dalam hadits menjelaskan كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ
Pendidikan pola hidup seorang anak sangat berkaitan dengan didikan orangtua, pergulannya, tasyabuhnya. Dan adanya hubungan antara instansi, guru dengan orangtua dan anak didik, Anas bin Malik yang berusia 10 tahun didik oleh gurunya yaitu Rasulullah, dan ibunya Anas mendatangi Rasulullah untuk menyerahkan anaknya untuk dididik. Maka sebagai orangtua harus mengikhlaskan kepada guru dalam Pendidikan anaknya di sekolah.
Disamping itu, sekolah juga berusaha menampakkan sosok guru seperti Rasulullah dalam mengajarkan anak-anak. Adanya sinergi antara keikhlasan orangua menyerahkan anaknya dengan guru yang mengajarkan sesuai dengan tuntunan Rasulullah.
Tanamkan kecintaan anak kepada guru, hormati guru dan bila perlu layani guru kita. Ketika seorang anak menampakkan adab-abab tersebut kepada gurunya, maka seorang guru akan mendo’akan anak tersebut dengan penuh keikhlasan.
TANYA JAWAB
- Bagiaman jika terkadang anak lebih takut dinasehiti gurunya daripada orangtuanya? Dan bagaimana cara mendidik anak di era modern ini dari pengaruh gadged? Dan bagaimana mendidik anak sedangkan orangtua masih awam dan baru mengenal manhaj Salaf?
JAWAB
- Hal itu lumrah terjadi, karena anak tidak menganggap orangtua adalah orang asing, tetapi peran orangtua mengajarkan pola tersebut tidak bagus secara terus-menerus, mengajarkan kepada anak, agar mendahulukan kepada orangtua rasa hormat, rasa takut dan lainnya, karena kedudukan orangtua tidak sepadan dengan guru.
- Rasulullah memberikan janji balasan bagi orang yang mendidik anak dengan syurga, karena hal itu tidak mudah, butuh proses, usaha dan kesungguhan.
- Banyak media dan solusi yang lain dalam mendidik anak sesuai sunnah.
- Bagimana menghadapi anak-anak ABG yang sudah mulai menyukai lawan jenis?
JAWAB
Imam Malik menanamkan kepada murid-muridnya bahwa beliau tidak suka mengajarkan murid perempuan.
Orangtua harus menanamkan agar anak tidak banyak berinteraksi antar lawan jenis. Memantau pergaulan anak, ponsel anak, dll.