Sejumlah sekolah di Indonesia masih menerapkan sistem belajar dari rumah secara online/daring (dalam jaringan) di tengah pandemi sesuai aturan dari pemerintah.
Hal tersebut untuk mencegah penyebaran virus corona atau Covid-19 di sekolah. Banyak cara yang dilakukan para guru dalam menyampaikan materi, mulai dari sistem perpesanan melalui Whatsapp hingga video call di mana sebagian besar menggunakan aplikasi Zoom.
Dari berbagai aplikasi yang bisa digunakan, mulai dari Zoom, WhatsApp, atau Messenger punya Facebook, hanya Google Classroom lah yang sejauh ini menyediakan fitur dan layanan terintegrasi dan hampir bisa memenuhi semua kebutuhan pembelajaran. Dengan Google Classroom, guru dan siswa dalam berkomunikasi layaknya dalam satu kelas, disediakan sistem untuk administrasi dan penilaian bagi suswa, serta fasilitas penyimpanan lembar kerja kelas di Google Drive.
Melalui Google Classroom, guru atau pengajar juga memiliki kendali penuh terhadap siswanya dalam pengajaran daring sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan lebih teratur. Teknologi memungkinkan kegiatan belajar mengajar berinovasi, salah satunya, sistem digital classroom atau ruang kelas digital. Salah satu sekolah yang sudah mulai menerapkan dan menggunakan ruang kelas digital ini adalah SD Islam Abu Dzar.
Ustadz Risang Putra Sahlan, S.Pd.I selaku sebagai Kepala Sekolah Dasar Islam Abu Dzar mengatakan, "Dukungan perangkat dan teknologi dalam perwujudan digital classroom terutama di masa pandemi ini terbukti telah membantu guru dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam proses belajar mengajar secara online/daring,". "Kini guru dapat memberikan tugas secara otomatis, membuat copy an tugas untuk setiap murid. Mereka pun dapat langsung mengerjakan tugas dalam dokumen tersebut. Bahkan bisa juga guru gunakan untuk memberi tugas kepada peserta didik saat liburan. Sehingga liburan peserta didik lebih bermakna," tambahnya.
Solusi ini juga secara otomatis membantu guru dalam menyusun (administrasi) tugas-tugas dalam folder driver yang lebih terstruktur, sehingga peserta didik juga akan dapat melihat tugas-tugas serta tenggat waktu pengumpulannya.
"Keunggulan lainnya, guru dapat membuat pengumuman dan memulai diskusi serta menjawab murid secara real-time," terangnya.
Sejauh ini, penerapan digital classroom sudah dilaksanakan bagi peserta didik kelas 4 sampai dengan kelas 6 SD.
Menurut Kepala Sekolah SD Islam Abu Dzar ini, metode pembelajaran dalam digital classroom dapat belajar banyak hal dan manfaat yang kita peroleh.
"Kita mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi abad ke-21, untuk mempersiapkan mereka ke dunia kerja, dengan membekali mereka kemampuan kreativitas, berpikir kritis, berkomunikasi, dan kemampuan berkolaborasi," ucapnya.
Metode belajar ini juga menawarkan interaksi antara guru dan murid secara langsung serta fleksibilitas pembelajaran secara online di dalam kelas.
"Setelah ini, kami berencana mengimplementasikan digital classroom di seluruh level/kelas, jadi tidak hanya di kelas 4-6 saja nantinya," Sahlan menambahkan.
Dalam digital classroom, seluruh unit perangkat yang digunakan diharapkan telah dilengkapi dengan berbagai aplikasi pendukung dari Google. Aplikasi Google tersebut antara lain Google Chrome, Gmail, Google Drive, Google Search, App List Button, YouTube, Hangout, Classroom, Calendar, sites, dsb.
Semoga Allah Azza wa Jalla segera mengangkat penyakit ini agar kita dapat kembali ke sekolah seperti sedia kala. Serta semoga selalu diberkahi setiap kegiatan kita dan selalu dirahmati segala aktivitas yang kita lakukan dalam menjalankan ibadah dengan mengharapkan pahala dari-Nya.
Serta menjadikan anak-anak kita yang selalu taat menjalankan segala perintah, menjauhi segala larangan dan menjadi qurratu 'ayun bagi keluarga dan lingkungan sekitarnya. Aamiin.