Rabu, 17 Juni 2020. Salah satu hari bersejarah bagi SMP Islam Abu Dzar, khususnya siswi kelas 9 angkatan 2019/2020, WISUDA. Tiga tahun perjuangan thalibah menuntut ilmu akhirnya selesai. Sebuah perjuangan yang tidak mudah, terutama ketika wabah korona menyerang di trimester akhir. Para siswi dituntut belajar lebih keras, untuk semua ujian yang datang silih berganti, yang dilalui secara online.
PKBM Abu Dzar dengan segala keterbatasannya, ingin mengapresiasi para siswi atas segala usaha mereka. Wisuda, yang seharusnya menjadi symbol dan sebuah kebanggaan, qodarullah tidak dapat dilakukan secara normal. Untuk itu, dilaksanakanlah Wisuda Online melalui Zoom.
46 siswi dan orang tua/wali murid, perwakilan yayasan, segenap guru dan karyawan, menghadiri wisuda online yang berlangsung selama kurang lebih 2 jam. Alhamdulillah, Rangkaian acara mulai dari sambutan, pemberian penghargaan, inaugurasi, penampilan & persembahan siswi berjalan dengan lancar.
Kabar gembira bersorak di telinga
Jantung yang semula berdebar cemas, kini terganti oleh debaran bahagia
Deru nafas yang menggebu, kini terhela lega
Bibir yang semula bergetar membisikkan doa, kini hanya puji syukur terlafaz darinya.
Ayah, Bunda, Mama, Papa, Ummi, Abi,
Masih ingatkah saat pertama kali kita berpeluk?
Masihkah membekas memori saat tangis pertamaku beradu dengan tahmidmu?
Masihkah terngiang suara lengkingku saat memanggil namamu untuk pertama kali?
Masih bisakah kau gambar rasa, saat kau melepas genggamanku untuk melangkahkan kaki pertama kali?
Masih ingatkah perpisahan pertama kita saat aku hendak menuntut ilmu?
Kini, telah beranjak gadis kecilmu, menapaki gelora dunia remaja
Dan perlahan menata kehidupan dewasa yang penuh tantangan
Dengan hati-hati/kau lepas papahanmu
Tetapi tidak dengan rambu yang senantiasa menuntunku
Kini, diri ini mulai menumpu tubuh pada kakinya sendiri
Tetapi kasihmu tak berkurang bahkan seujung kukupun
Sampai kapanpun cinta kasihmu takkan mampu 'tuk kubalas
Airmata, keringat, dan usahaku, takkan mampu mengganti setetes darah yang jatuh, saat kau bertaruh nyawa untuk menyambutku
Terima kasih telah mau kubagi tawa, senyum, bahagia, suka, dan binar
Juga untuk kesediaanmu mendengar keluh kesahku/ dan mengusap airmata dan peluhku,
Terima kasih, tulusku kepadamu
Ah, Ustadz dan Ustadzahku!
Apa kabar? Lama tak berjumpa. Aku rindu…
Apa… kau masih ingat perkenalan pertama kita yang canggung?
Apa kau masih ingat aroma buku baru yang menyeruak saat kita membuka bab pertamanya?
Dari Pythagoras hingga hukum Kirchoff
Dari Dhamir hingga hukum Mushtaq
Dari ujian harian hingga ujian nasional berakhir
Di hari-hari itu kita sering kali bersenda gurau
Puluhan purnama berlalu… Guruku
Hari-hari dengan kertas penuh coretan itu, tanpa terasa terajut menjadi tiga tahun sarat dengan memori yang meluap
Ah! Aku ingat try-out – try-out itu!
Aku ingat presentasi yang penuh tawa canggung itu!
Aku ingat bakmie sebagai hadiah untuk jawaban tebak-tebak itu!
Bukankah waktu berlalu cepat?
Dan disinilah kita berpijak, di penghujung bab
Tak menjadi akhir, karena hadirnya menarik garis awal yang baru
Saat ini, kita menyongsong gerbang perjalanan baru yang akan kita tempuh
Tanpa melupakan untaian jejak kebersamaan kita
Terima kasihku takkan pernah mampu membalas jasamu Ayah, Ibu, Papa, Mama, abi, umi, Ustadz, dan Ustadzah.
Tetapi, biarkan hari ini kusampaikan perasaan dari dalam relung hati ini
Hari ini/bersama kita telah menyelesaikan satu dari jutaan bagian kehidupan
Berbanggalah! Karena sungguh, kami bangga
Kita berhasil melaluinya
TERIMA KASIHKU,
YOUR LOVING DAUGHTER,
YOUR PROUD THALIBAH.
Ditulis oleh: Najma Aghniya Fachran