UJIAN YANG BERAT ADALAH CARA ALLAH MENINGGIKAN KEDUDUKAN SEORANG HAMBA

 عن أبي هريرة-رضي الله عنه-قال: قال: رسول الله -صلى الله عليه وسلم-: إن الرجل لتكون له عند الله المنزلة، فما يبلغها بعمل، فلا يزال الله يبتليه بما يكره، حتى يبلغه إياها.
Dari Abu Hurairah-radiallahu anhu-berkata: Rasulullah-shallallahu 'alaihi wa sallam-bersabda: "Sunguh ada seseorang memiliki kedudukan di sisi Allah, namun ibadahnya belum bisa menyampaikannya kepada kedudukan tersebut, maka Allah terus memberi ujian kepadanya dengan ujian yang ia benci, hingga dengan ujian itulah, ia sampai pada kedudukan tersebut". (HR. Ibnu Hibban, Abu Ya'ala, dan Al-Hakim dengan sanad yang shahih).

Jadi, terkadang ada seseorang jika dilihat dari ibadahnya biasa saja, namun ia memiliki kedudukan istimewa. Kedudukan itu ia dapatkan, karna selama di dunia ia senantiasa diuji dengan cobaan yang bertubi-tubi.

Juga, cobaan dan ujian yang ditimpakan kepada seorang hamba adalah cara Allah untuk menampakkan cinta-Nya kepada hamba tersebut.

عن أنس بن مالك رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال: "إن عِظَمَ الجزاءِ مع عِظَمِ البلاءِ، وإن الله تعالى إذا أحب قوما ابتلاهم، فمن رَضِيَ فله الرِضا، ومن سَخِطَ فله السُّخْطُ".
Diriwayatkan dari Anas ibn Malik radhiyallahu ‘anhu dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya besarnya pahala itu sesuai dengan besarnya cobaan. Dan sesungguhnya apabila Allah mencintai sebuah kaum niscaya Allah akan memberikan cobaan kepada mereka. Maka barangsiapa yang ridha (dengan ketetapan Allah –pent), maka Allah akan ridha kepadanya. Dan barangsiapa yang tidak ridha, maka Allahpun tidak akan ridha kepadanya.” (HR. At-Turmudzi, no. 2320 dan Ibnu Majah, no. 4021 dengan sanad yang hasan)

Newsletter

Get latest news & update