Mestinya di jaman teknologi secanggihnya ini sudah sepatut seorang muslim benar-benar seleksi dalam segala ilmu. Khususnya dalam agama Islam yang mulia ini. Hampir semua macam ilmu dapat diakses melalui mesin pencari ilmu atau google. Bahkan untuk mendeteksi apakah hadits yang disampaikan oleh para dai; shahih atau palsu dapat dicari di google (walaupun sebaiknya mencari hadits dalam kitab-kitab induk).
Namun kenyataannya walau teknologi begitu maju, kebodohan sebagian manusia masih sangat masif. Hal ini terbukti dengan menyebarnya hadits-hadits palsu di tengah masyarakat yang disampaikan oleh sebagian da’i/Ustadz yang kurang takut kepada Allah.
Di antara hadits yang masih sering disebarkan dan diamalkan oleh sebagian kaum muslimin padahal statusnya palsu adalah sebagai berikut:
قال النبي صلى الله عليه وسلم: يقول الله عز وجل: قل لأمتك يقولوا: لا حول ولا قوة إلا بالله عشرا عند الصباح وعشرا عند المساء، وعشرا عند النوم. يدفع عنهم عند النوم بلوى الدنيا وعند المساء مكائد الشيطان، وعند الصباح أسوأ غضبه
Rasulullah-shallallahu alaihi wa sallam bersabda “Bahwa Allah berfirman “Katakanlah (wahai Muhammad) kepada umatmu, agar mereka mengucapkan “la hawla wa la quwwata illa billah” sebanyak sepuluh kali ketiga pagi hari dan sepuluh kali ketika sore hari, dan sepuluh kali ketika hendak tidur. Maka mereka akan terhindar dari malapetaka dunia ketika hendak tidur, dan terhindar dari tipudaya syaithon ketika sore hari, dan terhindari dari kemurkaan Allah ketika pagi hari”.
Ada yang mengatakan bahwa hadits ini diriwayatkan oleh Ad-Dailami dari Abu Bakar. Namun syaikh Bin Baz-rahimahullah-dalam Majmu’ al-Fatawa’ (9/294) ketika menjelaskan status hadits di atas, beliau mengatakan:
لا أعرف لهذا الحديث أصلا ولا أذكره في شيء من الكتب المعتمدة
Saya tidak tau asal-usul hadits ini, dan saya tidak mengingat bahwa itu ada di dalam kitab-kitab (hadits) yang mu’tabar (yang diakui).
Lalu beliau melanjutkan, bahwa memang kalimat “la hawla wa la quwwata illa billah” memiliki keutamaan yang agung. Berdasarkan hadits yang shahih ketika Nabi-shallallahu alaihi wa sallam memberi pelajaran kepada Abu Musa al-Asy’ari-radiallahu anhu:
ألا أدلك على كنز من كنوز الجنة: لا حول ولا قوة إلا بالله
“Maukah kamu aku tunjuki salah satu perbendaharan di antara perbendaharaan-perbendaharaan surga, yaitu: la hawla wa la quwwata illa bila”. (HR. Bukhari/5905 dan Muslim/4875).
Maka keutamaan mengucapkan “la hawla wa la quwwata illa billah” sepuluh kali di saat pagi, sore dan hendak tidur, tidak boleh diamalkan dan tidak boleh menisbatkan kepada Rasulullah-shallallahu alaihi wa sallam. Karena menisbatkan suatu perkataan kepada Rasulullah secara sengaja dan sadar, yang tidak pernah diucapkan oleh Beliau merupakan dosa besar. Berdasarkan hadits yang dibawakan oleh sahabat Abu Hurairah-radiallahu anhu, bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
من كذب علي متعمدا فليتبوأ مقعده من النار
“Siapa saja yang berbohong atasku secara sengaja, maka hendaklah tempatnya di dalam neraka”(Muttafaqun ‘alaih).
Allohu ‘alam.