Menetapkan Seseorang Masuk Surga Atau Masuk Neraka

Imam Abu Al-Izz Al-Hanafī-ulama besar mazhab Hanafiyah- dalam kitabnya syarh al-aqīdah at-tahāwiyah (1/178) menjelaskan bahwa di antara manhaj Ahlussunnah Wal Jama’ah bahwa seorang ahli kiblat (berstatus muslim), tidak bisa dipastikan apakah ia ahli surga atau ahli neraka, kecuali orang yang telah dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa dirinya adalah penduduk neraka atau penduduk surga, seperti sahabat yang sudah dijamin masuk surga, di antaranya; 10 sahabat yang dijamin masuk surga, ahli Badar, atau sahabat-sahabat lainnya. Atau orang yang sudah dicap masuk neraka seperti Abu Lahab dan istri (tercantum dalam surah Al-Lahab).

Walaupun prinsipnya kita tetap mengatakan bahwa pelaku dosa besar (seperti pezina, pemakan riba, dsb) secara umum pasti masuk neraka, lalu kemudian Allah mengeluarkannya dari neraka sesuai dengan kehendak Allah. Namun kita tidak boleh mengatakan kepada seseorang, misalkan “si fulan yang bekerja di bank/instansi riba adalah pasti masuk neraka”.

Khilaf di kalangan ulama salafus shalih

Adapun persaksian (syahadah) kepada seseorang yang sudah dijamin masuk surga, maka terjadi khilaf di kalangan ulama salafus shalih, dengan tiga pendapat:

Pendapat Pertama

Pendapat ini mengatakan bahwa tidak bisa dipastikan masuk surga kecuali untuk para Nabi dan Rasul. Ini adalah pendapat Muhammad bin Al-Hanafiyah dan Al-Auzā’i.

Pendapat Kedua

Yang boleh dipersaksikan bahwa ia pasti masuk surga adalah hanya orang-orang yang sudah dikabarkan oleh Rasulullah berdasarkan nash. Ini adalah pendapat para jumhur ulama hadits.

Pendapat Ketiga

Yang dapat dipersaksikan masuk surga adalah orang-orang yang sudah dikabarkan oleh Rasulullah dan orang yang dipersaksikan oleh kaum mukminin bahwa dia adalah orang baik.

Pendapat pertama dan kedua, tidak ada masalah, karena para Nabi dan Rasul, serta orang-orang yang dikabarkan oleh Rasulullah bahwa dirinya masuk surga sepertinya tidak diragukan lagi. Sedangkan pendapat yang ketiga ini kita butuh nash yang menguatkan pendapat ini. Di antara nash yang menguatkan pendapat ini adalah riwayat dari Anas bin Mālik-radiallahu ‘anhu dalam riwayat Bukhārī dan Muslim:

عن أنس -رضي الله عنه- قال: مَرُّوا بجَنَازَةٍ، فأَثْنَوْا عليها خيراً، فقال النبي -صلى الله عليه وسلم-: «وَجَبَتْ» ثم مَرُّوا بأخرى، فأَثْنَوْا عليها شراً، فقال النبي -صلى الله عليه وسلم-: «وَجَبَتْ»، فقال عمر بن الخطاب -رضي الله عنه-: ما وَجَبَتْ؟ فقال: «هذا أَثْنَيْتُمْ عليه خيراً، فوَجَبَتْ له الجنة، وهذا أَثْنَيْتُم عليه شراً، فوَجَبَتْ له النار، أنتم شُهَدَاءُ الله في الأرض

Artinya: Dari Anas -raḍiyallāhu ‘anhu- ia menuturkan, “Mereka (sebagian sahabat) melewati satu jenazah, lalu mereka memuji jenazah itu dengan kebaikan maka Nabi -ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam- bersabda, “Telah ditetapkan (baginya).” Kemudian mereka melewati jenazah lain dan mereka mengatakan keburukan pada jenazah itu, maka Nabi -ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam- bersabda, “Telah ditetapkan (baginya).” Umar bin Al-Khaṭṭāb -raḍiyallāhu ‘anhu- bertanya, “Apa yang ditetapkan?” Beliau bersabda, “Jenazah ini kalian puji dengan kebaikan maka surga ditetapkan bagi dirinya, sedangkan jenazah ini kalian mengatakan keburukan padanya maka neraka ditetapkan untuknya. Kalian adalah saksi-saksi Allah di muka bumi”._(Muttafaqun ‘Alaih).

Juga disebutkan dalam hadits lain:

 تُوشِكُونَ أَنْ تَعْرِفُوا أَهْلَ الْجَنَّةِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ ، وَخِيَارَكُمْ مِنْ شِرَارِكُمْ, قَالُوا : بِمَ يَا رَسُولَ اللَّهِ ؟ قَالَ : ” بِالثَّنَاءِ الْحَسَنِ ، وَالثَّنَاءِ السَّيِّئِ , أَنْتُمْ شُهَدَاءُ اللَّهِ فِي الْأَرْضِ

Artinya: Bagaimana mengenali penduduk surga dari penduduk neraka, orang baik atau orang buruk”. Sahabat bertanya: “Bagaimana caranya wahai Rasulullah?”. Nabi menjawab: “Dengan pujian yang baik, dan celaan yang buruk, kalian semua adalah saksi-saksi Allah di muka bumi”._(HR. Ahmad dan Ibnu Majah dengan sanad hasan).

Imam Abu Al-Izz dalam syarh al-aqīdah at-tahāwiyah (1/179) mengatakan hadits ini menunjukkan bahwa di antara cara mengetahui seseorang itu masuk surga atau masuk neraka adalah dengan persaksian orang-orang shalih.

Allohu ‘alam. Semoga bermanfaat.

Newsletter

Get latest news & update